Follow Me

Jangan Menghalangiku! Aku sendiri Tak Tahu Kemana Kakiku Akan Melangkah!

27 July 2013

badmood




“Heh bro, lo tau nggak sih obat bete itu apa?”

Eza mengerutkan keningnya. “Bete?”

Aksa menganggukkan kepala. “Iya,, bete, bad mood. Lo tau nggak apa obatnya? Biar nggak bad mood lagi gitu maksudnya.”

Eza mengangkat kedua bahunya. “Kenapa emangnya?”

Aksa menghela napas panjang. “Gue bingung deh sama Luna. Lo tau banget kan kalo gue itu sayang banget sama dia. Tapi yang gue heran nih ya, dia hobi banget sama yang namanya bete. Dikit-dikit bete, apa-apa bete. Lha kan gue jadi bingung kudu gimana. Apalagi kalo ditanya gue harus gimana dia cuman bisa lempeng dan bilang nggak tau. Bete, kan?” Aksa membuang napas keras-keras. “Gimana menurut lo? Gue harus apa biar dia nggak bete terus?”

“Masalah lain kali?”

“Enggak, gue yakin nggak. Gue yakin ada yang salah sama diri gue sendiri. Tapi gue nggak tau apa itu. Apa mungkin respon gue ke dia salah ya?”

“Bisa jadi. Respon lo nggak sesuai sama yang dia harepin.”

Aksa menaikkan sebelah alisnya. “Terus?”

“Dia bete waktu lo sama samaan dia nggak?”

Aksa berpikir sejenak, kemudian… “Nggak tuh, dia kalo bete pas gue nggak sama dia.”

“Kalo lo ketemu dia, dia bete nggak?”
Aksa menggeleng cepat. “Nggak sama sekali. Dia sukanya ketawa mulu kalo sama gue.”

Eza menunjuk-nunjuk ujung hidung Aksa. “Nah! Itu dia. Dia bete karena nggak ada lo di sampingnya. Bisa jadi, kan?”

“Masa sih? Kan gue tetep kontakan sama dia?”

“Nah itu dia! Dia butuh wujud nyata lo di sebelah dia.”

“Lha kan gue bukan suaminya yang bakalan selalu di samping dia?”

“Hmmm…” Eza manggut-manggut. “Bisa jadi dia cemburu sama entah siapa yang ngehabisin waktu sama lo. Lo kan sering main sama anak-anak, futsal kek apa kek. Dan lo inget dia sering nungguin lo sampe kelar futsal tengah malem kan? Lo juga inget sampe dia ketiduran kan?”

Aksa manggut-manggut. “Apa bener itu ya?”

“Bisa jadi.” Tangkas Eza. “Dia butuh lo.”

“Mana bisa?” Aksa mengernyitkan dahinya. “Kalo di logika nih ya, gue nggak bisa terusan di samping dia. Gue juga punya dunia sendiri, temen-temen gue, keluarga gue misalnya.”
            “Lo harus punya pengganti lo buat dia.”

“Yang bener? Gue tergantikan dong?”

“Bukan gitu, maksudnya semacem permintaan maaf.”

“Gue harus…”

“Kasih apa yang dia suka..”

“Dia suka kalo gue ada di deketnya, bro..”

“Yang dia pengen, es krim, coklat, bunga, mungkin?” Eza menepuk bahu Aksa. “Lo harus kasih dia surprise kecil-kecilan biar dia seneng dan selalu ngerasa ada elo di deket dia.”

“Terus?”

“Ya lo kasih aja ke dia kalo lo ke rumahnya. Misal lo dateng terus kasih bunga, kan romantis. Lo harus bisa jadi sosok yang romantis.”

“Apa iya harus gitu? Lo kan tau sendiri gue bukan tipe yang kayak begitu.”

“Ya lo usaha, pe’a!” Eza menoyor dahi Aksa.

Aksa manggut-manggut. “Kalo nggak berhasil gimana?”

“Lo udah nyoba belom?”

“Belom.”

“Nah, jangan bilang nggak berhasil kalo belom nyoba. Paham?”

Aksa manggut-manggut.


**

Bete. Bad mood.

Aku sering mengalaminya, terutama sama Rama. Entah aku berasa jahat banget ngebetein dia.
Dan dengan sabarnya dia selalu bilang “Maaf, aku harus gimana?”
Entah aku yang kurang bersyukur mendapatkan sosoknya atau bagaimana, hanya saja aku selalu saja bete yang sebenarnya aku tau penyebabnya.
Aku cemburu.
Ya!
Aku cemburu. Sebenarnya bukan soal wanita yang lain. Hanya saja aku cemburu kalo dia selalu main sama teman-temannya yang sebenarnya juga temanku. Aneh? Banget.
Aku iri.
Layaknya hari ini. hari ini aku dari Surabaya sama Galuh. Entah fantasi harapan macam apa yang membuatku aka nada sosok Rama yang menungguku di depan rumah Galuh berniat untuk menjemputku. Akku tau itu tak mungkin terjadi. Rama manusia, dia sama sekali tak bisa tau apa yang ada di angan orang lain, aku misalnya.
Hanya saja…….aku menginginkan hal itu. Aku ingin Rama peka. Huf! Bodoh kan aku? Menyuruh seseorang untuk peka namun entah aku sudah peka atau belum. Bahkan aku pikir aku sama sekali nggak peka dengan keadaannya sekarang.
Aku : A | Rama : B
A : sori aku lagi bete badai, daaah
Masih deliver. Aku berharap! Ya! Aku selalu berharap Rama akan memberikan respon yang membuatku meleleh. Hmm seperti
B : lho… sayang bete kenapa? Maaf ya sayang dan blablabla
Pada kenyataannya..
B : Yauda kalo gitu, daaaah sayaaang :*
WHAT?!
Aku terharu, eh salah, aku sedih.
Secara logika, jawabannya memang tak ada yang salah. Namun secara rasa….bisakah kau memahaminya jauh lebih dalam apa yang tersirat?


Maafkan aku, sayang.



 

26 July 2013

yes, you did

kamu...
mungkin akan menjadi sosok yang pertama dalam banyak hal di hidupku
dan aku harap memang kamu yang terakhir

08 July 2013

takut

aku nggak mau kamu pergi
aku nggak mau kamu ninggalin aku
aku nggak mau kalo aku nggak di sebelahmu
aku nggak mau kalo aku nggak tau semua tentangmu
aku nggak mau...

aku nggak mau kehilangan kamu.
jangan pergi
stay here please
for me.

failed

oke, fine.