Follow Me

Jangan Menghalangiku! Aku sendiri Tak Tahu Kemana Kakiku Akan Melangkah!

22 October 2014

harusnya

harusnya....

kita satu kota

aku mulai kelelahan,

15 September 2014

sedih

kamu terlalu sibuk

hingga lupa waktu untuk meluangkannya untukku
aku menunggumu
selalu

14 September 2014

bukan aku yang dulu

setiap manusia berubah
berbeda di tiap detik kehidupan

sama halnya denganku
aku berubah, aku yang sekarang berbeda dengan aku yang dulu, bahkan aku yang ada di masa mendatang

aku berada di semester lima, itu artinya aku mulai merangkak menuju gerbang kelulusan

ya.. aku ingin cepat lulus
kuliah memang menyenangkan, datang ke kampus, duduk di ruangan ber ac, mendengarkan, mencatat yang jarang-jarang, ngantin, pulang
begitu tiap hari
tugas juga baru dikerjakan semalam sebelumnya

tapi...

akhir akhir ini aku mengeluh sedemikian rupa, aku mulai enggan untuk kuliah
mungkin karena faktor setelah liburan yang membabi buta
namun di samping itu aku memang sedang malas-malasnya
aku enggan kuliah, aku mulai bosan, aku mulai ingin lari dari kenyataan *seriusan*

mata kuliah mulai berat, mulai nggak asik buat main main

memang sampai kapan mau main main terus?

ya
aku hanya berharap aku akan berubah biar nggak malesan untuk detik detik berikutnya setelah aku menulis ini
namun sayangnya berubah itu bisa kapan saja, bisa saja aku kembali seperti semula

entahlah.

aku hanya bisa berharap.

13 September 2014

cuman satu

entah kamu menyebalkan akhir akhir ini, membuatku menahan untuk mengeluarkan emosi karena aku tau ujung ujungnya kamu akan menyalahkanku dan aku yang minta maaf

bukan karena aku tak mau minta maaf, hanya saja aku tak suka kalau kamu mulai balas menyudutkanku

ya, aku bete, bisa dibilang ngambek tepatnya saat kamu nggak konsisten dengan apa yang kamu ucapkan sebelumnya, entah itu janji atau bukan namun menurutku kalau tak ditepati aku bisa merasa sangat sedih

ngambek, sudah terlalu jarang aku melakukan hal ini karena hubungan kita yang seiring dengan waktu mulai stabil dan aku mencoba meminimalkan rasa ngambekku

hanya saja...

mulai keterlaluan...

sebenarnya simpel alasan kenapa aku ngambek, dan mungkin kamu yang kurang pandai menghadapiku

aku hanya...

kangen

ya. cuma itu. sayangnya rasa kangen itu berdampak aku yang begitu ingin selalu bersamamu.

iya, itu.

27 August 2014

hehehe

there is no holding hand, no touch, no kiss, no

you just keep it with your words, you talking too much, just saying what happened to you

you...

i'm happy, very happy when you doing like this

just saying...

02 August 2014

kangen

kamu tak pernah tau bagaimana rasa kangenku ini begitu menjalar menyeruak setiap sel dalam tubuhku

aku tak mampu menahannya...

hingga aku mulai lelah, lelah menunggumu dengan rindu yang tak kunjung kau obati.

02 June 2014

aku nggak menarik

Entahlah, kebatinan mana lagi yang harus dinikmati rasanya?

Akhir-akhir ini kegiatanku hanya menscroll timeline naik turun...
Hingga semalam aku menemukan beberapa teman SMAku bercanda melempar mention dan mengobrolkan sesuatu yang sempat membuatku tersenyum bahkan tertawa

Aku mencoba memasuki obrolannya, namun gagal
Sepertinya tak ada yang menginginkanku masuk dalam obrolannya, atau..... mungkin aku nggak menarik

Ya, aku nggak menarik.

01 June 2014

Ternyata susah

Aku mulai berpikir bahwa tumbuh besar seiring dengan bertambahnya umur membuat menjadi lebih menyusahkan

Setiap tingkah laku yang dilakukan bisa dikritik sana sini, ucapan yang berbuih di mulut harus dijaga sebaik mungkin

Awalnya aku pikir dengan menjadi dewasa akan lebih menyenangkan, berbuat semaunya
Namun ternyata aku keliru.
Semakin besar semakin tak boleh ini itu, jaga ini itu, terbatas.

Berusaha meyakinkan pada orang lainpun belum tentu berhasil. Kenapa sih? Aku sudah besar. Aku tau apa yang aku mau! Mau? Bukan yang dibutuhin kan? Kalimat menyadarkan diripun muncul. Dan aku tetap bersih kukuh dengan tameng apa yang aku mau.

Ya! Mau! Sebuah keinginan yang begitu menggebu yang dipikir adalah sesuatu yang menyenangkan dan mampu membuat diri bahagia.

Apa sih susahnya memperbolehkanku memenuhi apa yang aku mau? Salah?
Aku mau ini aku mau itu.
Namun mewujudkannya tak semudah aku mengatakannya atau bahkan mengucapkannya.

Awal juni yang membuatku....hmm alright.
Biarkan aku tetap meraih apa yang aku mau, karena di dalamnya ada sebuah kebutuhan yang orang lain takkan tahu apa itu. Hanya aku yang tahu.

Hello, June!

Semoga menjadi bulan yang lebih baik...

19 May 2014

kamu yang menye-menye

ketika seiring berjalannya waktu...
perlahan-lahan berubah

Kamu yang begitu cinta dengan motor, kali ini bertambah dengan memelihara ikan
Kamu yang dulu menye-menye, sekarang udah nggak se-menye dulu

Haha
Kadang aku juga butuh kamu yang menye-menye
Yang ngerengek
Yang.....manja
Sekarang udah nggak gitu lagi
Terlebih lagi, ketidakingintahuanmu mengenai aku
Entahlah....

Mungkin kau sibuk dengan permainanmu.

16 May 2014

Bertahanlah...

Ketika aku, kamu, dan setiap kepingan hati yang mengikuti

Selalu di luar dugaanku, di luar ekspektasiku, di luar keinginanku

Berusahalah...
Aku melihatmu tanpa usaha, dan kadang merasa hati cukup lelah menghadapimu

Bertahanlah

Sincerly,
Yours

03 May 2014

andai kita sekota. iya......andai

Aku selalu memeluk guling sebelum akhirnya terlelap dengan milyaran mimpi yang menanti memasuki alam bawah sadarku

Andai....

Andai kita sekota
Mungkin dalam seminggu kita menghabiskan waktu bersama
Saling ngajak makan yang dalam seminggu untuk kesekian kalinya
Kita bakalan ngerjakan tugas bareng sampe malem, saling bantu
Kita bakalan sering main bareng, hedon bareng
Kita bakalan balik rumah bareng bareng
Kita bakalan........

Aku tak sanggup lagi mengatakan apa yang seandainya bisa aku lakukan bersamamu


Semua hanya andai..
Iya
Andai.....

01 April 2014

hai, april!

Hai, April!

What's up?

Moga........................
Makin indah dan membahagiakan




Amin :)

28 March 2014

"sabar ya, sayang"

Sabar...

Kata Rama, kalo sabar bakalan nyenengin
Kata Rama, kalo sabar nanti bakal diajakin
Kata Rama, kalo sabar nanti bakal ketemu
Kata Rama, kalo sabar bakal bahagia
Kata Rama....

Aku bukan tipikal orang yang sabar, berbeda dengan Rama
Aku yang lebih maunya cepat dan seenaknya sendiri

Layaknya sekarang ini, kita yang terpaut jarak dan aku yang selalu ingin dia cepat pulang, cepat menemuiku

Karena aku pikir, aku membutuhkanmu...

27 March 2014

menyebalkan.

aku menghabiskan dua hari ini untuk menangis.

Pertama untuk kesalahanku akan sesuatu, kedua untuk sesuatu yang melukaiku, ketiga untuk respon yang tak diharapkan.

Sesenggukan hebat sampai sampai paginya aku enggan untuk kuliah dan akhirnya bolos kuliah pagi.

Semua orang memang berpotensi untuk melukai, termasuk juga aku. Namun melukai itu sering dilakukan dengan.....yaaah dengan tidak sengaja.

Hal ini membuatku enggan untuk membuka mata, hati, telinga. Aku membutuhkan sosok lain yang mampu menemaniku di kala kalut layaknya sekarang. Namun orang orang yang kuharapkan semua terhalang oleh kesibukan masing masing, bahkan jarak yang membentang.

Aku enggan bertemu mereka. Tanpa sadarnya, aku merasa terasingkan. Lihat saja saat berjalan kaki, duduk, atau...entah. sebenarnya aku bukan orang yang pandai membaca nonverbal orang lain. Namun aku menggunakan rasa. Rasa yang menurutku tak biasa.

Mencari satu yang pasti itu susahnya bukan main. Dea beruntung sudah menemukan Mbah yang bisa diandalkan dalam segala hal, begitu juga sebaliknya. Aku belum menemukan. Belum. Kapan?

Aku selalu sok mandiri. Sok apa apa bisa aku kerjakan sendiri. Padahal kalau ditelisik lagi, aku nggak bisa. Aku butuh sosok yang lain. Tak perlu kuantitas.


Namun, kualitas.

20 March 2014

kapan pulang?



Kapan pulang?








Hanya kata itu yang muncul apabila mendekati weekend
Alias aku sudah tak mampu menahan rindu
Dan enggan untuk menunggu lebih lama lagi karena ingin cepat bertemu.






Aku rindu






Itu jawaban selanjutnya yang kulayangkan setelah dia menjawabnya.

07 March 2014

good reference


Good reference :

Jeritan Hati Seorang Lelaki - Adhie's Diary

seperti itu ya gambaran laki-laki? :""")))

04 March 2014

Rutinitas Minggu Malam

Aku masih berdiri dengan tegaknya, tak ada satu halpun yang kupikirkan selain sosok yang ada di hadapanku saat ini. Lelaki yang beberapa menit yang lalu mematikan mesin motornya dan melepas helm yang bertengger di kepalanya. Garis rahangnya terlihat jelas, rambutnya yang hitam bersinar tertimpa cahaya lampu jalan rumahku, hidungnya yang mancung sempurna tak terelakkan dari tempatku yang tak henti menatapnya.
Selalu ada jeda saat kita berdua mulai canggung dan sibuk dengan dialog otak masing-masing. Dia melirik arloji di tangan kirinya, pukul 21.35. aku tahu apa maksud lirikannya pada arloji sporty yang melingkar manis menghiasi pergelangan tangannya.
Aku menggamit lengan kirinya, menyandarkan kepalaku tepat di bahunya. Rengekan kecil mulai keluar dari bibirku, "Jangan pergi...." aku melepaskan satu-persatu jari-jemarinya yang menggenggam setang motor, bersiap untuk mengemudikan motor besar kesayangannya. kugenggam erat telapaknya, kuisi sela-sela jarinya yang besar dengan jari-jariku yang mungil. Aku tak sanggup melihat wajahnya, menatap kedua bola matanya yang kuyakin tak tega dengan kelakuanku saat ini. Kupeluk lengannya erat-erat dengan tangan kiriku. Rintikan air mata siap meluncur membasahi bahunya.
Dia cukup paham dengan apa yang harus dilakukannya. Dia membelai rambutku perlahan, mencoba menenangkan semampu mungkin. Dilepaskannya tanganku yang mencoba mendekapnya erat-erat. Ditatapnya kedua bola mataku dalam-dalam. “Nanti aku pulang…” Nanti? Nanti dalam arti berapa detik lagi janji pulang itu akan datang? Aku hanya terdiam dan mengangguk lemas. Aku percaya dengan apa yang dikatakannya. Ya! Dia pasti kembali! Kembali untukku.
Dipeluknya aku dengan segenap hati, dirasakan setiap getaran tubuh yang kita ciptakan seiring dengan perasaan yang kita berdua tanamkan sejak beberapa bulan yang lalu. Kecupan hangat di keningku terasa sangat singkat. Begitu singkat sehingga aku tak mampu mengingat bagaimana lembut bibirnya menyentuh dahiku. Diusapnya air mataku yang ada di pipi. “Udah yaa, jangan nangis lagi. Aku balik dulu, udah malem..”. Lagi-lagi aku hanya mampu mengangguk pelan. Sebenarnya aku sama sekali tak ingin dia pergi meninggalkanku walaupun itu hanya untuk sementara dan akan kembali, namun di lain sisi aku juga tak ingin dia sampai di kota rantau dengan rayuan ilmu pengetahuannya itu terlalu larut malam hanya karena memedulikan rengekanku.
Dinyalakannya mesin motor yang meraung-raung layaknya rengekanku yang memohon agar dia tetap tinggal.
“Berangkat dulu yaaa…”
Aku mengangguk untuk kesekian kalinya.
“Love you..”
“Loveyou too..”
Hal inilah yang selalu aku dan dia lakukan setiap di penghujung weekend yang menguras tenaga dan mempersiapkan hati untuk saling rindu. Setiap pertemuan selalu ada akhir. Dimana nantinya dia akan kembali selama waktu mengijinkannya kembali. Satu hari, dua hari, tiga hari, satu minggu, dua minggu, satu bulan, berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun. Tak ada yang tahu.

01 March 2014

Hi, March!

Selamat Pagi, March!

Apa kabar?
are you ready with everything that will be come?

Goodluck :)))

26 February 2014

Timberlake, Holy Grail


You take the clothes off my back
And I let you…..You steal the food right out of my mouth
And I watch you eat it
I still don't know why
Why our love is so much
Ohhh…..You curse my name
In spite to put me to shame
Air all my laundry in the streets
Dirty or clean
Give it up for fame
But I still don't know why
Why I love it so much

And baby
It's amazing I'm in this maze with you
I just can't crack your code
One day you screaming you love me loud
The next day you're so cold
One day you here, one day you there, one day you care
You're so unfair 
Sipping from your cup 'till it runneth over
Holy Grail

20 February 2014

Kamu (masih) candu



Project baru bersama Dea dan Bella, menulis cerita fiktif. Sebenarnya aku tak tahu mau menulis apa, hanya saja yang namanya imajinasi selalu menyusup di sela-sela memori otak yang diciptakan Tuhan.

Kamu (masih) candu.
Oleh: Yenny Annisa

            Dua bola mata yang sama. Senyum manis yang sama. Alis hitam tebal yang sama. Tatanan rambut yang sama. Bahkan aroma tubuh yang belum juga berubah. Semuanya sama. Masih sama. Dan aku juga tak ingin semuanya berubah.
            Aku memperhatikan lekat-lekat setiap pergerakan pemilik kumis tipis dengan janggut yang masih memanjang di dagu runcingnya. Dia sibuk menghabiskan segelas jus tomat yang dicampur dengan wortel, favoritnya.
            “Kenapa ngeliatin?” tanyanya merasa ada yang memperhatikannya sejak tadi.
            Aku tersenyum sembari menggelengkan kepala perlahan.
            Aku perlu banyak alasan mengapa aku selalu melihatnya secara detail karena aku suka, aku menyayanginya.
*****
            Aku menatap ponsel yang sejak tadi tak bergeming sedikitpun. Masih juga sama, selalu seperti ini. Berulang kali aku mengecek inbox bahkan laporan pengiriman pesan terakhir yang aku kirimkan, tak kunjung ada balasan untuk jam-jam berikutnya. Aku tetap menunggu, meskipun dengan hati dongkol.
            “Ngilang lagi…”
            Sudah sekian lama ini terjadi dan bertubi-tubi membuatku enggan sendiri. Meskipun pada akhirnya tetap ada balasan dan membuatku tersenyum lagi. Entah ada racun bahagia macam apa yang diciptakan menyusup ke dalam deretan huruf yang dikirimkannya. Tak banyak, singkat, padat, kadang jelas dan kadang nggak jelas sama sekali. Dia selalu mengirimkan pesan sesuai dengan apa yang kutanyakan, to the point. Terkadang itu membuatku kesal sendiri, merasa kalau itu adalah bukan feedback yang diharapkan sebenarnya. Aku ingin yang lebih, lebih, dan lebih. Layaknya drama korea yang aktornya memang cuek tapi romantis. Memang, drama korea mengaburkan mata dalam segala hal, dalam hal lelaki misalnya.
            “Kemana aja seharian?” tanyaku pada sesorang di seberang yang entah sedang berbuat apa.
            “Maaf ya sayang, tadi sibuk banget aku…”
            “Kenapa sih sayang nggak pernah ngabarin kalo mau sibuknya lama. Seneng banget bikin aku nunggu. Ya kalo emang sibuk kabarin aku dong, aku sibuk yaang sebentar yaaa. Ato apa gitu kek yang lain. Mesti langsung asal ninggal, nggak tau apa kalo ada yang nungguin daritadi?” entah emosi macam apa yang aku keluarkan semua.
            “Ya maaf sayang tadi nggak sempet..” suaranya memelas, berusaha meredakan emosiku yang mulai meledak.
            “Nggak sempet gimana? Ngetik SMS sebentar aja masa nggak sempet?” aku tetap mempertahankan argumenku.
            “Apa setiap hal yang aku lakuin harus aku kabarin ke kamu?” nada bicaranya meninggi.
            Aku terhenyak. “Iyalah. Biar aku nggak nunggu kamu.”
            “Siapa yang suruh nunggu aku?”
            “Aku sukanya nunggu!”
            “Yaudah tunggu aja kalo gitu!”
            Tut…tut…tut… aku terdiam. Tanpa terasa air mata mengalir perlahan membasahi pipi. Entah apa yang ada dipikirannya hingga memberi kabar bukan merupakan hal yang penting baginya. Anehnya juga dia marahnya seperti ini, biasanya juga nggak pernah marah. Padahal, awalnya niat aku yang ngambek malah dia yang ngambek duluan.
            Untuk mengusir rasa jengkelku, aku membuka tab=tab baru Chrome. Twitter. Berterimakasihlah pada Jack Dorsey yang telah memiliki ide yang luar biasa telah menciptakan media sosial yang seperti ini. Setelah membalas mention-mention candaan bersama teman yang lain, tiba saatnya dimana sudah tak ada lagi yang bisa dikerjakan dengan media berlogo burung ini. Stalking! Yak! Hal rutin yang kulakukan di saat memang sudah tak ada lagi yang bisa dikerjakan. Mulai dari artis luar, artis dalam negeri, temen paling cantik, ganteng, mantan sendiri, mantannya pacar, mantan-mantan pacar-temennya-temen, sampe pacar sendiri tak pernah absen dalam daftar simpanan pencarian.
            Sayangnya dia tak pernah aktif dalam twitter. Aku pernah menanyakan hal ini, di saat teman yang lain sibuk mention-mentionan sama pacar tercintanya, aku hanya bisa mupeng. Pengin gitu rasanya mention-mentionan sm pacar. Memang sih terkadang kita menganggap itu ih pacaran kok di sosial media. Coba deh rasakan rasanya di mention sama pacar sendiri, pasti beda. Dan kalian tahu dia jawab apa saat kita membahas hal ini? Twitter cuman tulisan, nggak ada game-nya. Badanku lemas seketika menerima respon yang kurang diharapkan, tak diharapkan bahkan.
            Aku menatap nanar jendela kamar yang masih terbuka. Aku sibuk dengan pikiranku sendiri. Sebenarnya apa sih yang salah sampai selalu seperti ini? Aku? Atau dia? Memang, aku selalu menuntutnya untuk menjadi sosok yang lebih dan lebih, bahkan aku tidak pernah memikirkan bagaimana dia menilaiku. Memangnya aku sempurna? Bisa saja dia lebih muak dengan segala sikapku?
            Aku melirik ponsel di sebelahku,, tak ada tanda-tanda akan datangnya sebuah pesan atau telepon masuk darinya. Mungkin dia marah, dia enggan, atau bahkan tidak peduli denganku.
            “Halo…” ujarku lirih setelah menanti nada sambung yang sekian lama be-tut-tut ria.
            “Ya?”
            “Marah ya?”
            “Aku udah paham banget kamu kayak gitu.”
            “Maaf yaa sayang.”
            “Buat?”
            “Udah bikin sayang marah. Aku nggak gitu lagi deh..” ujarku mengumbar janji yang sekian kali kuucapkan dan sekian kali pula kulanggar.
            “Iyaaa sayaaang..”
            Aku tau dia memang tak pernah marah padaku. “Makasih sayang. I love you.”
            “I love you too.”
            Aku tau kalau dia begitu paham denganku, aku yang sama sekali nggak bisa ditinggal contohnya. Hanya saja dia selalu melakukan hal-hal yang membuatku selalu menunggu, menunggunya untuk kembali dekat denganku. Aku takut kehilangannya.
            Dia yang jarang menyapaku dalam twitter, jarang membalas pesan dalam waktu cepat, jarang meneleponku, jarang mengajakku keluar duluan, jarang menarik tanganku dan menggenggamnya dengan erat, jarang menggandeng tanganku duluan, tak pernah merengkuh pundakku, tak pernah memberiku bunga, tak pernah memberiku surprise kecil, tak pernah menyempatkan waktu mengirim kabar saat sudah sibuk dengan dunianya, tak pernah berinisiatif memberiku permen, eskrim, atau apapun di kala aku gondok, tak pernah.
            Aku tau betapa jauhnya dia dari yang kuharapkan. Namun……kamu candu. Kamu masih candu. Selalu menjadi candu. Dan aku mencanduimu. Selalu.
           

03 February 2014

Sipit On Vacation : Malang part 2


Liburan kali ini lagi-lagi ke Malang, namun dengan tujuan yang berbeda
liburan kali ini dilakukan pada tanggal 30 Januari - 1 Februari 2014
Kita tak lagi menggunakan motor sebagai alat transportasi, melainkan naik mobil :D
horaaaay!

Day 1
Hanya saja pak bos (kembon) minta dijemput di Surabaya, gerbang ITS tepatnya

 take a picture dulu otw menjemput pak bos

ceritanya liburannya cuman berenam, aku, mida, galuh, ojek, aji, dan pak bos (kembon)


 pak bos mulai nyempil di tengah

Sesampainya di kediaman pak bos yang ada di river side, arjosari pukul 4 sore
kita semua istirahat terlebih dulu melihat kondisi kembon yang sepertinya kurang sehat
baru lanjut lagi menuju ke pos ketan yang ada di alun-alun batu pukul 8 malam


 
narsis dulu :))

Jadwal hari pertama segitu dulu, malamnya makan di ceker depan carefour kemudian pulang, rumpik.


Day 2

Rencana hari kedua yaitu bertemu dengan laut
ya! PANTAAAAAAIIII.........

berangkat kesiangan, jam 11 siang karena enggan untuk bangun pagi


 narsis dulu, tetep

 persahabatan bagai kepompong :))

  
 rahasia kita terdalam adalah.......TONGSIS!!! Tongkat Narsis
tongsis sangat membantu kita semua dalam bernarsis ria
terima kasih buat mbaknya ojek yang telah meminjami kami dengan tongsis ajaibnya
:****

Berangkat Pantai....
karena hari ini hari Jumat jadi berhenti dulu di masjid buat jumatan
sembari nunggu, aku, galuh, mida narsis bareng deh di mobil



Kemudian lanjut lagi perjalanan panjang...
oke, Pantai Gua Cina, sampai juga pukul 4 sore dengan jalan yang super terjal.


Haiiiii Pantaaaaaaaiiiii :D






 Hahaha, mencoba menjadi alay


 aku, galuh

 aku, galuh, mida


 kembon si dragon ball


 ojek


 aku, aji


 aku, mida

 aku, kembon


 Pantai Gua Cina :)


Next...
makan di Mie Jogging, Suhat
sayangnya lagi-lagi kembon nggak ikut turun, dia mendekam di mobil karena sakitnya kumat
gara-gara angin berlebih di pantai tadi




Day 3 

Bangun pagiiiiiiiihhhh....


 #ootd
hihihi :D

 entah ini gaya macam apa
semacam senam pagi kepala doang kali yaw

sebelum pulang narsis dulu di jendela rumah kembon yang asik buat foto-foto :))



 next...
taman safari cooy


di saat ngeblur itu menyebalkan --'





That's all
see you in the next vacation
loveyou all guys, terong dan cabe =))
♥♥♥