“Yang
kita alami beberapa hari terakhir yang merugikan malah dukungannya semakin
besar.” Ujar Wishnu Sakti Buana saat ditemui kemarin dalam Deklarasi Pilwali
Damai dan Berintegritas Tahun 2015. Namun tidak menutup kemungkinan sedikit
banyak warga Surabaya akan termakan omongan mengenai tuduhan tersangka yang
sempat tertuju pada Risma. “Karena rakyat Surabaya sudah tertancap menilai hal
ini dengan jernih. Malah sudah tahu
mana yang benar dan mana yang salah…” lanjutnya.
Wishnu beranggapan bahwa isu yang
sempat beredar sama sekali tidak mengganggu popularitasnya. Bahkan dengan
adanya isu tersebut dapat dibilang elektabilitas Risma memang benar adanya
hingga ada yang berniat menggesernya melalui kasus yang tidak terbukti. Logikanya,
semakin sesorang itu benar maka semakin banyak yang ingin menjatuhkannya. Wishnu
sendiri menjelaskan bahwa sama sekali tidak ada pikiran untuk membalas
perbuatan tersebut. Karena menurut pandangannya isu tersebut merupakan sebuah
langkah-langkah panik dari lawan yang sudah tidak tahu harus bagaimana. Berbeda
dengan Wishnu yang begitu yakin dengan dukungan yang ada saat ini.
Waktu kurang 39 hari lagi menuju ke
tanggal 9 Desember 2015. Hari dimana Pilwali itu tiba. Namun sayangnya,
ternyata tak semua orang tahu benar kapan dilaksanakannya Pilwali Surabaya 2015
ini. Dari lima orang yang diwawancara, ada 2 orang yang tidak tahu kapan akan
diberlangsungkannya Pilwali Surabaya 2015. Salah satunya menganggap akan ada di
bulan Juni mendatang. Tidak hanya kapan-nya saja yang tidak tahu, bahkan
calonnya saja belum tahu betul namanya. Dari lima orang, hanya dua orang yang
menjawab dengan benar lawan dari Risma – Wishnu. Tiga orang lainnya mengaku
lupa dengan nama pasangan calon nomor urut 1. Ini jelas menunjukkan bahwa 90%
yang merupakan hasil dari survey internal pihak PDIP memang benar adanya. Lima orang
tersebut cukup mewakili bahwa Risma memiliki popularitas dibandingkan pasangan
calon nomor urut 1.
Kembali lagi ke kurang tahu-nya
masyarakat tentang pelaksanaan Pilwali Surabaya tahun 2015. Gegap gempita
kampanye yang dilakukan kedua pasangan calon memang kurang terasa. Padahal masa
kampanye terhitung kurang 39 hari lagi. Belum ada kampanye yang membidik warga
sekitar. Bahkan mayoritas warga yang berkomentar merupakan warga yang memiliki
profesi di pinggiran jalan raya. Paling tidak seharusnya minimal mereka tahu
dari baliho, spanduk, atau bahkan umbul-umbul yang kemungkinan terlihat di
jalan raya. Namun sayangnya tidak.
Sesuai penuturan Rasiyo dalam pidato
di Deklarasi Damai kemarin siang, sosialisasi yang dilakukan dalam rangka
pelaksanaan Pilwali itu juga belum dipahami secara mendalam oleh sebagian besar
masyarakat pemilih. Menurut pengalamannya saat akan berkampanye di suatu
daerah, dikiranya pemilihan legislatif. Pemilihan apa saja tidak tahu,
pemilihannya tanggal berapa juga tidak tahu, pasangannya siapa juga tidak tahu.
Hal-hal seperti itu menjadi PR
besar, terutama bagi KPU Kota Surabaya. Karena apabila menengok tingkat
partisipasi Pilwali 5 tahun yang lalu begitu rendah, hal-hal semacam itu harus
diperhatikan betul untuk mengoptimalkan tingkat partisipasi warga Kota
Surabaya.
Keterbatasan
jumlah baliho, spanduk, atau bahkan umbul-umbul juga berpengaruh. Atau
kemungkinan pihak KPU juga belum memasang semua? Atau mungkin justru
titik-titik pemasangan tersebut kurang akurat? Namun sesuai keterangan Nur
Syamsi, Komisioner Divisi Sosialisasi dan Humas KPU Kota Surabaya, Penentuan
titik pemasangan APK sudah dipikirkan secara matang dan dipastikan tidak
melanggar peraturan daerah serta tidak mengganggu estetika kota. Ketentuan 10
buah baliho untuk kedua pasangan calon ditempatkan di 5 titik. Titik-titik
tersebut yaitu di depan DPRD Jatim di Jalan Indrapura, Bundaran Waru, Bundaran
Satelit, Bundaran Margomulyo, dan di dekat Jembatan Suramadu.
Pihak
tim kampanye pasangan calon tidak bisa berbuat banyak, karena kewenangan
pemasangan alat peraga kampanye (APK) sepenuhnya dikendalikan oleh KPU. Hanya
beberapa bahan kampanye selain baliho, spanduk, dan umbul-umbul yang dikelola
oleh tim pemenangan.
Melalui realita.co tanggal 19 Oktober lalu, KPU Kota Surabaya mengakui
bahwa sosialisasi Pilwali Surabaya yang dilakukan belum masif. Hal itu
dikarenakan bahan sosialisasi di luar alat peraga kampanye baru akan datang
secara bertahap. KPU Kota Surabaya berjanji akan berlari kencang dalam waktu
yang tersisa menjelang Pilwali 9 Desember 2015.
Salah satu faktor keterlambatan ini
yaitu masa pendaftaran yang dilakukan hingga empat tahap. Sehingga pasangan
calon baru bisa ditetapkan pada tanggal 24 September 2015 lalu. Selain itu juga
adanya kekeliruan dari sisi substantif maupun Per Undang-Undangan (menurut
IndoElection.com). Namun hal itu dibantah oleh anggota Badan Pengawas Pemillu
(Bawaslu), Nelson Simanjuntak, yang enggan menyebutkan persoalan tersebut
lantaran anggaran yang kurang memadai.
Tidak berhenti sampai di situ saja, dilansir
dari beritametro.co.id, di awal-awal
penyebaran alat peraga kampanye (APK), sejumlah APK diketahui hilang dan rusak.
Ini merupakan salah satu yang menghambat sosialisasi kepada warga Kota
Surabaya. Selain hilang dan rusaknya
APK, keterlambatan pemasangan APK juga dikeluhkan . Hal ini diakui oleh
Miftakhul Gufron, Komisioner KPU Surabaya Bidang Perencanaan, Keuangan, dan
Logistik, adanya kendala soal lapangan. Masing-masing spanduk memiliki ukuran
panjang 6 meter, sehingga untuk memasang 2 spanduk dibutuhkan tempat sepanjang 12
meter. Seperti di tengah kota, cukup susah menemukan tempat pemasangan spanduk
sepanjang itu. Mau tidak mau pemasangan APK tidak berdampingan namun tetap
dalam satu jalan yang sama, seperti yang ada di Jalan Adityawarman.
Memang,
semua telah diatur dalam peraturan yang telah diatur oleh pihak KPU (PKPU).
Hanya saja aturan-aturan tersebut seolah memakan waktu kampanye ke masyarkat.
Padahal tidak sedikit warga Surabaya yang memiliki hak pilih di Pilwali
Surabaya 2015 nanti. Besar harapan KPU Kota Surabaya, Panwaslu, tim pemenangan
pasangan kedua calon, dan juga tim pengurus lainnya agar warga Kota Surabaya
turut berpatisipasi dalam Pilwali Kota Surabaya 2015.http://realita.co/index.php?news=KPU-Akui-Kurang-Gencar-Sosialisasi-Pilkada-Surabaya~3b1ca0a43b79bdfd9f9305b812982962c8da2d138924dda768f1cbd965dfcf86
http://indoelection.com/bawaslu-bantah-problem-anggaran-bikin-sosialisasi-pilkada-kurang/
http://www.beritametro.co.id/jatim-memilih/psywar-apk-pilkada-surabaya-raib-sesaat-setelah-dipasang
www.jawapos.com/read/2015/10/07/6303/alat-peraga-kampanye-pilwali-kota-surabaya-dipasang-di-5-titik/1