Follow Me

Jangan Menghalangiku! Aku sendiri Tak Tahu Kemana Kakiku Akan Melangkah!

29 April 2013

Mengejar HiVi!










nonton HiVi + Alexa di JX acara Mechanical City, Teknik Mesin ITS
beruntung banget!
aku dapet handuknya Ilham (vokalis HiVi) bukan bau keringet, tapi bau parfum! bau badannya! luar biasa! aku klepek-klepek, sumpah! aseli!
trus inok diajakin maju sm Alexa :))

27 April 2013

Anak Teknik


Jadi, aku akan menceritakan sosok lelaki yakni calon sarjana Teknik Mesin salah satu Institut di Surabaya, bukan calon mahasiswa sarjana Teknik Mesin yang itu *kode*

Jadi ceritanya gini..
Hari Kamis minggu ini aku ke ITS Expo barengan Dilla, terus ketemu sama Havi anak TekMes yang kebetulan aku titipin buat beli tiket di Mechanical City, tapi karena waktu show off dia jatuh dan patah kaki, akhirnya malamnya dia sms

From : Havi
Yen, tiketmu aku titipin ke temenku vrista ya
nanti kamu janjian o sendiri, aku udah di rumah soale
nomermu tak kasihin ke dia ya

To : Havi
Iya Havi, aku minta nomernya, dia juga kasihin nomerku

Besoknya, si temennya havi ini sms

Mbak temennya hafi ya? tiketnya dititipin havi di aku

pokoknya kita smsan ngomongin janjian, dia manggilnya mbak-mbak gitu, biasalah biasanya anak cewek apalagi kalo ada event pasti manggilnya gitu, soalnya nggak tau yg pesen lebih tua ato lebih muda

akhirnya kita janjian di Graha ITS jam 4 sore
aku molor, soalnya dia nggak ngabarin udah keluar kelas ato belum, bayangin aja unair ke its kan lumayan tuh
next aku sampe, aku kan nggak tau dia wujudnya kayak apa, dan di depanku ada motor cowok-cewek
cewek pake kerudung, aku sms deh si dia

kamu yang pake kerudung? *sambil ngamatin cewek itu bakal nengok hape ato enggak*

aku nelpon, *masih sambil ngeliatin*


tiba-tiba seorang cowok dateng naik peda, ngeeeeeeeeeeeeng, berhenti tepat di depanku.
"Temennya bogel? havi?"
"Iya.. kamu?"
"vrista."
"Ya Allah, vrista itu kamu? aku pikir kamu cewek lhoo, maafin yaa, maaf.." aku bingung, malu bets!
"Hala, santai ae..oh ya ini tiketnya."
dia nyodorin kwitansi, aku ngeliatin, and then...tangannya kok gemeteran gitu yaak, hihihi, lucu
"Ini ntar ditukerin dimana? JX?"
"Iya ntar ditukerin di sana bisa kok."
"Iya, makasih ya.."
"Sama-sama, aku duluan yaa.."


aku ngempet ketawa.
gimana nggak? namanya kan nama ala cewek banget gitu? tapi ternyata cowok. terus tangannya gemeteran, sama sih, dulu aku juga gitu kalo ketemu orang baru, bawaannya deg-degan.


Halo Vrista, salam kenal :)

20 April 2013

basket


aku di gresik, jadi nggak bisa nonton
semoga Satria Muda menang dan aku bisa nonton hari itu, amin :))
take me there with you please..

11 April 2013

hati (tak) terlihat



“Halo namaku, Anjani. Anjani Paramitha. Anak tunggal dari kedua orang tuaku yang sibuk hilir-mudik ke luar kota, jadi aku lebih sering tinggal dengan Bik Tinah dan Mang Jajang. Temanku biasa manggil aku, Jani. Hanya saja tak begitu banyak teman yang aku punya. Aku tak kenal banyak, hanya minoritas. Oh ya, aku hobi makan, sehari bisa empat kali, hanya saja lambungku kecil jadi nggak bisa gendut, cukup 45 kg. ngenes kan? Padahal udah jajan banyak. Hmm…aku suka jajan cheesecake di kantin sekolah kalo nggak gitu ya batagor bumbu sedikit pake kecap yang banyak. Untung ada Pak Bakri yang jualan itu di kantin sekolah. Oh ya, sekolahku keren lhoo gedungnya besar kelas internasional, sekarang aku duduk di bangku kelas 11 baru tiga bulan aku barengan sama 27 temanku yang lain di kelas.  Teman sebangkuku Luna, dia suka banget sama yang namanya shopping, hanya saja dia menjadi reseller di salah satu outlet di kota ini. Entah, aku tak paham apa maksudnya. Hanya saja aku yakin dia akan jadi pebisnis nantinya, pebisnis di dunia fashion. Sayangnya sampai detik ini Luna belum punya pacar, ada yang mau pacaran sama Luna, nggak? Dia cantik kok..hihihi, karena menurutku cantik merupakan modal utama untuk mendapatkan pacar. Ya kan, para lelaki? Nggak usah bohong deh. Tapi nggak masalah sih, jomblo…eh single nggak selamanya menderita. Justru pada saat tertentu kita merasa bebas, seperti aku. Aku single lhoo..hehehe, dalam waktu yang cukup lama. Eh, tapi belum tentu aku nggak pernah pacaran lho yaa..Mantanku sampai saat ini ada tiga, mau tau namanya enggak? Ada Yoga, Tyo, sama Luki. Aku kalo pacaran belum pernah sampai tahuna, cukup bulanan, maksimal enam bulan. Entah apa yang menyebabkan hubunganku selalu kandas seperti itu. Oh ya, bukan berarti kalo aku single aku nggak suka sama siapapun lho? Aku suka sama temanku, namanya Aria, Arian Regansyah. Anak IPS. Dia beken seantero sekolah. Siapa sih yang nggak kenal dia? Layaknya novel-novel kebanyakan, selalu ada tokoh cowok ato cewek yang namanya harum seantero sekolah. Itu tradisi. Ya! Tradisi fiksi, bener kan? Oh ya, balik lagi ke Aria. Aku lebih suka memanggilnya Regan. Aku rasa nama itu jauh lebih elegan disbanding Aria ataupun Rian seperti kebanyakan orang memanggilnya. Aku sudah suka dia sejak MOP di SMA, saat dia dihukum di bawah tiang bendera. Bukan suka yang bagaimana sih awalnya, hanya rasa kagum di awal. Namun, lama-lama rasa itu melekat. Hanya saja aku hanya partikel kecil yang tak terlihat di ujung matanya sekalipun. Mungkin dia membutuhkan mikroskop untuk melihatku. Aku sering sengaja pulang sore, hanya untuk melihatnya bermain basket. Dimana di saat berada di titik tertinggi di kecepatan nol merupakan momen berharga, ketika Regan menenggak air mineral dengan keringat yang bercucuran dimana-mana. Seksi. Aku terpana. Entah aku merasa menjadi wanita beruntung mendapatkan fotonya dengan berbagai pose yang kuharapkan. Nih fotonya…keren, kan? Kamu pasti suka juga. Eits, jangan ya, dia akan menjadi milikku selamanya. Di hatiku. Aah tapi percuma, dia tak pernah tau apa yang kurasa. Dia sibuk dengan Karel Draw itu, yang hobi banget nempel-nempel sama Regan. Entah ini bener ato nggak. Hari itu aku lihat…eh sebentar, aku ambil diaryku biar lebih akurat. Hmm…dimana yaa, di sini terlalu banyak catatan tentang Regan yang aku lihat setiap hari. Nah ini dia! Tanggal 25 Februari 2012. Aku tanpa sengaja melihatnya bertengkar dengan Karel di halaman belakang sekolah. Entah separah apa kesalahan yang dilakukan Karel hingga Regan menamparnya. Isu yang aku denger sih, Karel bercinta dengan Ankara. Itu yang menyebabkan Regan marah. Marah besar. Di situlah aku bisa mengerti dari pancaran mata Regan yang begitu bening dan mengeluarkan aura, dia begitu setia. Menyayangi Karel yang menurutku tak begitu pantas bersanding dengan Regan. Aku hanya mampu melihatnya dari kejauhan. Aku tak berani mengungkapkannya. Untung saja aku berhasil menyelipkan secarik kertas dalam kado yang kuberikan padanya. Entah, itu akan menjadi yang pertama dan terakhir atau akan berlanjut. Pagi itu aku sengaj menunggu di depan pintu kelasnya, berharap dia akan datang lebih pagi seperti biasanya. Cukup sepuluh menit aku menunggu, dia langsung datang. Aku tersenyum, entah rasanya hari itu aku nggak tau malu, aku cukup percaya diri dengan semua yang kupersiapkan cukup matang. Regan menatapku keheranan, menatapku yang senyum-senyum sendiri lalu menyodorkan sekotak kado dengan kertas kado merah maron yang membungkusnya. Aku yakin sekarang kamu tau ada penggemar rahasia, ada mata yang lain sibuk mengamati, dan hati yang lain sedang menunggu, itu aku.”

            Klik.

            Video itu habis. Aku menatap kotak kado yang masih bertengger manis di sudut meja belajarku. Handuk kecil dengan rajutan manis terukir namaku yang dulu terbungkus rapi masih tersimpan dengan baik. Aku enggan memakainya. Bukan enggak karena tak suka, namun bagiku sangat disayangkan. Begitu juga secarik kertas yang terselip bertuliskan “Aku menyayangimu sampai kapanpun –by secret admirer, Anjani Paramitha”. Tanpa terasa air mata menetes perlahan di pipi.

            “Hei, udah jam Sembilan nih. Yuk buruan, lo udah bawa bunga kesukaannya kan? Tulip putih.” Suara Nanta membuyarkan lamunanku. Dengan cepat aku menghapus tiap titik yang ada di sekitar mata.

            Hari ini genap tiga tahun Anjani pergi dengan membawa penyakit kanker otak yang bersarang di tubuhnya sejak dua tahun sebelum ia pergi untuk selamanya. Sedangkan aku, aku selalu menonton video yang dibuatnya persis tiga tahun lalu sebelum akhirnya kaker itu mematikan tubuhnya. Entah penyesalan macam apa yang menggerogoti hatiku. Kalau nyatanya, ada hati yang lain yang tak terlihat namun jauh lebih cemerlang.

            “Anjani, terima kasih. Aku merengkuhmu dalam doa.” –Regan.

10 April 2013

homesick

pulang....


aku rindu rumah
aku rindu mama, papa
aku rindu masakan rumah

aku rindu

semangat buat kakak perempuanku tersayang yang lg interview kerja di Jakarta
aku menunggu kabar baik darimu

aku rindu dibangunin pagi sama papa
di sms mama siang2 cuman nanya 'lagi apa sayang?'
trus nanya udah makan belom

Jumat lalu aku berasa jahat
pulang ke rumah cuma buat ambil tripod
berharap mama masak
eh ternyata masak masakan yang aku nggak suka
aku langsung nangis, kecewa
pulang itu berharap bisa makan masakan mama
tapi nyatanya.....

maaf ma...
aku rindu
sangat rindu :')


buku_____film

aku....
ya!
aku suka buku
jenis bukuku cuman tiga, travelling, humor, mellow

ya
aku suka baca buku-buku tentang wisata, hanya saja aku selalu numpang baca di gramedia, belum mampu beli sendiri
aku suka Bali dan Inggris
Paris? kebanyakan cewek suka Paris karena ada Eiffel yang memikat
aku suka, hanya saja Inggris lebih elegan dari segalanya
Bali. aku suka mereka, mereka yang asli Bali. mereka unik.
entah, suatu saat aku ingin melancong ke Bali, menyusuri setiap sudut pulaunya.
Amin

humor
aku kontras sekali dengan kakak perempuanku yang cenderung suka novel genre berat
layaknya Taste Buds, Tere Liye, 5 cm, 2, apapun itu yang kurasa berat
aku lebih suka Raditya Dika, Benakribo, Indra Widjaya, landakgaul
kayak buku bacaan anak ababil gitu sih, ngoook
mereka cukup menghiburku

seleraku yang mellow
aku masih suka baca TeenLit, gagasmedia, bukune
entah novel fiksi macam itu masih kugemari
sudah hampir 5 ide cerita yang ingin aku jadikan novel
ceritanya matang
hanya saja aku selalu tersendat di tengah jalan, tanpa inspirasi
ada yang masih 20 page, bahkan ada yang sudah 113 page namun aku menyerah

ah begitu butuh perjuangan menyelesaikan novel. ugh!
semangat taaa eyeeeeeen <3

ya!
aku juga hobi banget nonton film.

hobi, banget.

bulan ini aku sudah menghabiskan uangku untuk nonton tiga film sekaligus, parah
G.I JOE, The Host, sama Tampan Tailor

sayangnya GIJOE jelek bagiku, jlek sumpah.
kenapa?
soalnya Chaning Tatum mati di awal, hihihi ^^V
The Host bagus, pantes banget ditonton sama yang pacaran, hmm
Tampan Tailor 11 12 sama filmnya Will Smith yang The Pursuit of Happyness

dan.. masih ada serentetan film yang harus ditonton
Lupus, Identity Thief, Olympus Has Fallen, Cloud Atlas, Stoker
aaaah jadi pingin rasanya nikah sm yang punya XXI ato 21, argh!

hihihi lucu juga ya

weits, ada jengkelnya sih kadang
terutama saat temen cerita satu film yang belom sempet aku tonton, dia bilang "Bagus kamuu..."
entah di situ batinku serasa menciut, ngedumel
ya iya enak kamu dibayarin terus sama pacar kamu kalo nonton, lha aku? butuh mikir untuk kesekian kalinya buat maraton nonton film :')

derita single ya?
separah itukah?

hufet

bukannya aku mengutuk, hanya saja kata lihat saja nanti bagaimana hidupmu selanjutnya kalau tanpa dia, akankah sebahagia ini? ataukah kau juga merasakan apa yang aku rasakan?

nggak lucu juga kan kalo aku pingin nonton sendiri terus beli tiketnya cuman satu
miris banget gitu rasanya, single ngenes
jadi single itu kudu elegan :)


nanti.
ya nanti.
nanti aku ingin langsung mendapatkan jodoh yang saat ini sedang dipersiapkan Tuhan untukkku.
ya! nanti! pasti!

09 April 2013

menemani teman

semalam menemani Haris, Handris (Krisna), Isal, dan Dimas hunting

banyak pelajaran yang tersirat bergabung dengan para pejantan ini

cerita Haris mengenai wanita yang disukainya, Krisna yang ternyata orangnya gampang kepikiran dan penuh tanggung jawab (apa semua orang Bali seperti ini? aku harap begitu :)) Isal yang cenderung diam dan Dimas dengan laparnya dan suka makan nasi bebek :D

aku mencoba menahan lapar di setiap langkah, hihi
menemani mereka dari jembatan Basra, Tunjungan Plaza, Majapahit, sampai ke bambu runcing..

hingga sesuatu dapat kusimpulkan

"suatu saat dia akan mengerti" - @HandrisKrisna

"dia nggak ngasih kesempatan untuk berusaha, aku nggak peka" - @harishanann

"aku berhasil nyimpen 100rb lho btw ☺" - @DimasKutuPiring
 
 dan "aku menjadi diri sendiri malam ini, bersama kalian, menyenangkan" - @yennyannisa

 

07 April 2013

prolog...



Kilometer. Mungkin itu salah satu kata yang terbesit di otak kita saat mendengar kata ‘jarak’. Jarak itu abstrak. Absurd. Tabu. Tak jelas apa maknanya. Apabila dikaitkan dengan rumus kecepatan, jarak berhubungan erat dengan waktu. Seperti halnya dengan cinta yang juga mempunyai jarak. Tak selamanya dia selalu ada di samping kita. Bisa saja dia pergi entah kemana tanpa membawa…hati kita.
Kurang lebih seperti itulah paragraf terakhir dari buku harianku malam ini. aku menutup buku berwarna coklat muda di pangkuanku perlahan. Buku harian dengan tebal sekitar 300 halaman ini telah kuisi sepertiganya dengan cerita sehari-hari. Bisa dibilang buku ini merupakan saksi hidupku. Karena aku tak tahu harus berbagi dengan siapa lagi. Bukannya aku tak percaya dengan adanya sahabat, hanya saja pada bagian tertentu aku tak bisa menceritakannya secara bebas pada mereka.
Aku menghela napas panjang. Mencoba melepaskan beban seiring dengan napas yang kubuang perlahan. Pikiranku tak tentu arah. Melayang tak begitu jelas. Semua kembali ke masa lalu, dimana semuanya belum seperti ini. Ketiga sahabatku, kedua saudaraku, lelaki itu, termasuk juga Mama yang telah pergi lebih dulu sejak aku kecil.
Lelaki itu. Entah sudah berapa lama aku tidak menjalin komunikasi dengannya. Bukan karena tidak sempat, hanya saja aku terlalu malu untuk memulai pembicaraan, memulai untuk menghubunginya terlebih dulu. Entah rindu macam apa yang menggerayangi seluruh tubuhku. Namun, aku mencoba untuk tidak mempeduikannya meskipun sebenarnya aku begitu peduli dengan semua yang berkaitan dengannya.
Ponsel yang kuletakkan di sebelahku tak bergeming sedikitpun. Kujelajahi nama demi nama yang bertengger di kontakku. Hingga pada satu nama aku berhenti untuk beberapa ratus detik. Antara iya dan tidak. Ingin sekali rasanya menekan tombol hijau di pojok kiri bawah. Setelah cukup lama aku menghapus keraguan dan meningkatkan nyali, aku menekannya.
Tut…tut…tut…tersambung
Dengan jantung yang berdebar-debar aku mencoba untuk tetap tenang.
“Halo?”
Deg!
Terdengar jelas suaranya yang berat namun penuh dengan kharisma yang sudah lama tak kudengar. Entah energy macam apa yang disalurkannya hanya dengan suara, mampu menghipnotisku dengan cepat. Bibirku terkunci rapat. Ingin rasanya bertanya banyak hal, mengenai kabar, aktivitas, kekasih, dan segala macamnya. Hanya saja……aku tak mampu.
Klik
{}{}{}{}{}{}{}{}{}{}{}

“Halo?”
            “Ya..”
“Gimana? Lo udah baca teks gue, kan?”
            “Iya, gue udah baca.”
            “Terus gimana?”
Sejenak suasana menjadi hening. Tak ada jawaban.
“Jadi gimana?” ulangnya. “Kalo menurut gue sih mending lo jangan bilang apa-apa.” lanjutnya
“Jangan….” Cegahnya setelah mengunci bibir untuk beberapa saat.
            “Lo gila, apa?”
“Gue bisa tanganin ini. Yang jelas, jangan kasih tahu dia dulu. Biar gue aja.”
            “Oke deh, gue percayain semuanya sama lo.”
“Pasti!”
Klik.

04 April 2013

belenggu

aku merasakan ada batas yang samar di sini
batas yang diketahui banyak orang
batas yang tanpa sadar tercipta dengan sendirinya
sejauh apapun itu
entah karena perbedaan hingga menyebabkan batas,
atau karena batas hingga ada perbedaan


kalian, mereka
perbedaan yang sangat kontras terlihat

jadi yang benar-benar fleksibel itu susah
pasti ada salah satu dimana kamu harus memijakkan kaki dalam jangka waktu yang lama
dimana tempat yang akan kau jadikan tempat untuk kembali

sangat susah untuk memutuskan
layaknya raga yang ada di sini namun hati entah dimana

jalani saja
hanya itu.

03 April 2013

apa aku temanmu?

ini bukan soal cinta
ini soal pertemanan
antara aku, kamu, dia, kita, dan mereka

entahlah
ini terlalu absurd untuk diungkapkan
aku merasa terasingkan

merasa tak dianggap kehadiranku
apa sikapku tak menunjukkan bahwa aku menganggap kalian ada?
hmmm

aku tak tahu
atau aku memang tak mau tahu?

cukup.
aku ingin berteman dekat dengan kalian semua
sangat ingin.