Follow Me

Jangan Menghalangiku! Aku sendiri Tak Tahu Kemana Kakiku Akan Melangkah!

27 July 2015

hello, stranger!

dear you yang mungkin cukup rajin membaca postingan di blog menye-menye ini

btw nulis ini pake baper yang fiktif belaka lho ya, ehek
postingan ini bermula dari chatmu yang berada di baris paling atas.


berawal dari perjalanan rumah ke stasiun. entah angin apa yang menyapa laki-laki bertubuh jangkung ini menanyakan soal nulis dan blog. awalnya aku enggan untuk membagi alamat blog ini yang cukup bisa dibilang privasi. meskipun sebenarnya di dunia cyber nggak ada yang private. tapi, hmm...ketika kamu memberitahukan sesuatu yang begitu rahasia pada seseorang itu artinya kamu percaya pada orang itu.
so do i.
"Search aja di Google, nanti langsung muncul kok." ujarku dengan entengnya di balik punggung lebar yang mampu menutupi tubuhku seutuhnya. ah palingan juga nggak akan dicari, laki-laki mana sih yang care sama begituan? batinku.

hingga pada suatu hari di suatu obrolan dia menyinggung soal apa yang aku tulis dalam rentetan kata yang tersusun acakadut di blog ini. seperti sumringah, antara Ya ampun ada yang sudi baca tulisan menye-menye ini ternyata sama Zump3Hhh l0ee3 b4caHhh tuLis4n 6ueH? asli alay. lebe bets. btw itu cuma gumaman dalam hati, aslinya sih tampang sok cool.

entah kadang aku ngerasa kek Udah stop, jangan tatap aku pake tatapan itu tiap kali discuss about something. tentang nyeritain gimana FISIP disela-sela makan malam sampe yang lain udah kelar makan. tentang 'biasa' yang diobrolin di depan kamar mandi pas nunggu temen lainnya lagi pupi. tentang 'mata' waktu jalan kaki. dan juga soal 'kembali' dan juga 'warna' di sela-sela kelar aktivitas.

tubuhnya yang tinggi semampai membuatku stuck pada ketiaknya, hingga tak jarang dia menyandarkan lengannya di kepalaku. meletakkan dagunya di kepalaku. hingga tiduranpun tak jarang dia menyandarkan kepalanya di betisku sambil mencoba menggelitik betisku. ah menyebalkan. pernah waktu itu aku tiduran di salah satu lututnya. dan ketika aku mengeluarkan lelucon yang bodo dia tak segan-segan mengapitku menggunakan lutut yang satunya. hingga membuatku sulit bernafas. untung nggak mati. ehek.

care? kepada teman yang lainpun rasa pedulimu selalu ada. dari awal soal blog udah keliatan. entah apa motifnya menanyakan soal blog. aku belum sempat bertanya. tak berhenti sampai di situ. untuk ukuran sosok yang aku kenal dia masih bisa dikatakan stranger. ya meskipun nggak stranger stranger banget sih. tapi untuk dikatakan kenal masih belum ke lapisan bawang yang terdalam. kalo dari salah satu teori komunikasi sih gitu. tapi nggak jarang dia usek-usek rambutku. nggak jarang nowel-nowel pipiku yang katanya chubby. nggak jarang kalo misalnya wajahku kena sesuatu yang karena dia, dia langsung usapin.

pernah sebelum beranjak, "Bentar bentar" dia menghentikanku. "Gigimu ada sesuatu" aku nggak ngeh sambil menunjukkan gigiku. tanpa aba-aba, dengan kuku ibu jarinya dia membersihkan sesuatu yang ada di gigiku "Ada lipstiknya" aku cuman bisa senyum garing sambil membalas "Eh iya?" tampang oon kali ya "Makasih" Kenapa gigi juga dilipstik-in? dasar bego.

"Harusnya kamu dulu baru dia." ujarnya dengan nada bijak. aku hanya mengangguk "Iya ya salah ya? Kemarin gini sih, kamu nggak bilang." sembari dia melipat lengan kemeja yang dikenakannya. "Gimana kalo aku nggak usah?" "Udah pake aja, ngomong dikit kek." "Tapi udah garing nggak sih." "Nggak apa udah" aku mulai panik. "Kalo butuh apa-apa itu bilang, jangan dikerjain sendiri." ujarnya dengan sorot mata yang...entah aku tak dapat mendeskripsikannya. aku, dengan tipikal orang yang 'selama aku bisa kerjain sendiri yaudah bakal aku lakuin sendiri', tiba-tiba air mata mulai merebak mendengar kata-katanya. kan kan kan malu kan. macak kuat. dengan gaya sok coolnya diusek-usek rambutku ""Udah udah".


Hingga tibalah hari terakhir. dia duduk di sebelahku. tak ada jarak antara tubuhku dengan tubuhnya. bahunya seolah menjadi tempat mendarat paling mulus bagi kepalaku yang mulai mengantuk sampai akhirnya aku lenyap di bahunya. sempat panik ketika wajahnya hanya berjarak sekian senti dari wajahku. Oh men apa-apaan ini entah aku yang lebay atau gimana. Genggaman tangan yang awkward sempat membuat canggung. ketika jari demi jari memenuhi jari satu sama lain. aku hanya bisa mbatin I-ni ngggg-gak apa-apa kan? Nggak a-da masalah kan? Hingga akhirnya genggaman itu terlepas.

pernah sedikit ada rasa bersalah dengan apa yang telah terjadi. bagaimana kalau ternyata ada dua bola mata yang tak sampai terluka diam-diam?
setidaknya terima kasih telah peduli. itu saja.



sempat timbul tanya: apakah semua berjalan baik-baik saja? is it okay?
and then i said: yes, im okay. i can control it.



btw bagus kan akting baperku kalo dimasukin ke tulisan? kurang deep sih, nah gimana ya? takut kebablasan aja sih nantinya.
dedicated to you :)) thx

lupa menulis

seakan hilang ingatan

waktuku serasa enggan bercumbu dengan pensilku
menodai lembar demi lembar kertas putih bergaris

entah aku mendadak lupa mau menuliskan kisah yang mana lagi

23 July 2015

iya, sendiri

dulu...

aku punya empat teman laki-laki yang seneng banget ngajakin aku main, treat me like a princess.
tapi...

everything changed when....
aku ga sanggup jelasin

yang jelas sekarang 'sepertinya aku nggak pantes buat ada di antara mereka lagi'
aku melangkah mundur perlahan

and then.
almost aku ngelakuin apa apa selalu sendiri, iya aku ngerasa kalo 'selama aku bisa aku bakal ngerjain sendiri'
tapi nyatanya salah, sebenernya aku masih butuh mereka di antara kehidupanku
hanya saja
aku nggak sanggup buat ada di antaranya.

ah aku sedih.
iya, sedih.

sedih.
banget.

Terburu-buru

aku ingin cepat lulus
cepat kerja
cepat nikah.....

eits, poin tiga memang masih berlaku sih, cuman nggak semenggebu dulu.

karena diaryku akan lebih menarik ketika menyisipkan travelling ke setiap jengkal dalam fotografi, sehingga membutuhkan waktu yang mungkin nantinya poin ketiga akan mundur.

entah kapan.
sampai menemukan yang benar-benar tepat.

tepat untuk benar-benar mau menjaga hati
dan menghabiskan waktu untuk berbagi kata dalam diary-nya.

entah siapa.

13 July 2015

cerita SD

jadi ceritanya semalam usai buka puasa bersama bareng temen temen sd aku ikutan nongkrong sama anak anak cowok di kedai 27. barengan sama: freng, praja, khaca, samer, dan pemal.
cerita soal 'bos'
jadi gini...

dulu waktu sd ada satu anak yg dia berperan sebagai bos, namanya amin. and then, temen temen yang lain yang tak ber'kasta' saat sd masuk jadi anak buah si amin. awalnya aku heran, kenapa sih dia dipanggil bos? usut punya usut ternyata karena amin ini temenan sama anak sd sebelah yang notabene garang semacam itulah. so, anak-anak jadi nurut. tapi nggak semua sih. kebetulan kaki tangan si amin ini praja dan freng (yang paling merasakan tertindasnya amin).

cerita mereka:
jadi.... ceritanya si amin ini dulu suka sama aku tapi akunya suka sama lantik.
daaan... karena si amin ini 'bos', kalo sampe ada anak cowok ngobrol sama aku, bakalan nggak di bolo. u know? nggak dibolonya bukan sama amin aja melainkan sama semua anak (gitu ancemannya amin)
nggak cuman itu, jadi anak buah juga pait. pasalnya kalo amin ngajak ke pasar buat beli burung, bayarnya pake uang urunan antara freng dan praja.

sampe katanya kado dari amin buat aku yang aku tolak  juga hasil urunan dari anak anak (kemudian aku ditawur :D). mereka juga bilang kalo mereka urunan uang buat beli kaset westlife (dulu aku suka westlife) yang harganya 30rb (mereka hafal banget). tapi aku nggak nerima sih kasetnya

and then mereka bilang
"masalahnya kalo lantik itu yang bela langsung kamu, yen, kalo kita mah apa atuh. kalo nggak dibolo gimana? matek laan dewean" -ujar praja

"lho bukannya kita dulu sering sebangku ya, freng?"

"nah kan kita kaki tangannya, jadi kita yang membuka jalan buat amin gitu"

"jadi selama ini kita temenan...." aku memincingkan mata ke freng. karena selama ini freng masuk ke tiga urutan teratas orang yang selalu aku cari.

dan kata mereka puncaknya pada saat rekreasi sd ke sarangan. dan ini praja yang merasa paling sengsara. dia disuruh amin bawa kaos banyak biar amin bisa minjem. sekalinya praja beli kolor bagus di sarangan, eh dipinjem amin. dan praja nurut aja. "mi gimana lagi?" ujarnya pasrah

daaaan...
karena waktu itu aku deket sama lantik, lantikpun jadi bual-bualan. bahkan kata praja, di sarangan adalah saatnya eksekusi. amin nyuruh praja sama andre buat mukulin lantik. dan katanya praja mukulin beneran pake bantal.

aku nggak berhenti ngakak denger ceritanya sambil melongo "sumpah sumpah??"

and then khaca ngomong "berarti ini semua gara-gara kamu yen..."
"iyo yen, coba kalo kamu sama amin kita ga bakal tertindas kek gini"
"iya ya kasian kalian"
"emang mau sama amin"
"nggaklaaah"

hahaha ternyata gitu toh cerita sebenernya.
aku cuman bisa ngakak.
ngeri juga ya masa sd.
karena aku objeknya jadi aku nggak ngertia apa yang terjadi sebenernya.
ya kan?
kalo nggak gitu kalian mungkin nggak dapet pengalaman kek gini. lucu ya?

"menyedihkan yang iya, awas ae nyuruh nyuruh lagi"

aku cuman bisa ketawa.