Follow Me

Jangan Menghalangiku! Aku sendiri Tak Tahu Kemana Kakiku Akan Melangkah!

20 June 2016

luluh yang sesaat.

tak perlu waktu lama untuk memilih outfit yang akan kukenakan malam ini
hitam.
aku selalu memilih warna favoritku untuk bertemu dengan orang yang (mungkin) kuanggap spesial
aku menunggu
aku berdiri di balkon sejak beberapa menit yang lalu, memastikan outfit yang ia kenakan agar aku tak salah kostum
tak lama motor sangar itu melaju perlahan dan berhenti di depan
aku tersenyum
ini kali kedua aku pergi dengannya semenjak ia memangkas rambutnya dan menjadi lebih...tampan (?)
ya, lagi-lagi aku tersenyum
kubuang jauh-jauh rasa jaim yang ada pada diriku
kali pertama berjalan di sebelahnya memasuki mall, bercanda sembari menikmati sepiring pizza
cerita-ceritanya.... membuatku hanya mampu menganggukkan kepala mencoba memahami
matanya... senyumnya.. ah, apalah artinya seonggok aku di matanya
tak mau muluk-muluk memposisikan diri di matanya
sederet cerita perempuan dibeberkannya di hadapanku sukses membuatku bungkam
tak tahu apakah aku juga harus membeberkan laki-laki yang pernah ada di balik layar kehidupanku?
entahlah
berada di hadapannya saat ini saja aku sudah mati rasa memohon pada Tuhan agar menghentikan waktu dan bisa berlama-lama dengannya
antrean panjang itu membuatku ingin berlama-lama ada di depannya lalu kemudian pura-pura pingsan agar ia membopongku
ah terlalu fiksi
lagi-lagi aku tertawa dibuatnya
field of experience-nya menarik, selalu membuatku tertawa dan sesekali memukul lengannya dengan manja
begitu pula dengannya yang juga memainkan lenganku
film itu...ikan-ikan unyu dengan memori yang pendek
dandanannya yang garang membuatku tertawa gemas mengingat film kartun unyu yang akan kita tonton
bangku bioskop yang menjadi saksi ketika aku berkata "lihat aku lihat aku" untuk memastikan apa yang dikatakannya bukan hoax
jemarinya yang sempat kurasakan ketika menyerahkan tiket
ah...
lagi-lagi aku tersenyum
tawa itu
ketika aku memainkan lengannya sepanjang jalan
tanjakan itu "ini kayak tanjakan bromo ya" lalu ia memainkan gas motornya seolah kita benar-benar berada di tanjakan. lalu kita tertawa. ia mencoba menggodaku.
aku suka.
lagi-lagi aku merasa luluh.
luluh yang sesaat
tak apalah
jaket kulitnya yang selalu kupegangi dengan erat, apakah kita akan berjumpa kembali?



bolehkah aku memintamu untuk mengulang momen ini untuk kesekian kalinya, kak?

No comments:

Post a Comment