Follow Me

Jangan Menghalangiku! Aku sendiri Tak Tahu Kemana Kakiku Akan Melangkah!

21 July 2012

Mr. Ex

Dear, kamu.

assalamualaikum, apa kabar? pasti baik, karena aku juga baik :)

'kamu lagi apa?' tiga patah kata tanya yang sulit sekali untuk dijawab. tanpamu. akupun tahu kalau itu takkan pernah terjawab pula olehmu semenjak.......semen..jak ada dia! memang, perempuan itu tak bersalah, aku yakin kalau kamulah penyebab utamanya yang membuat dia juga bersalah di mataku. aku sama sekali tak menyimpan dendam, hanya saja, aku terluka, sangat terluka. terluka karenamu.

pernah terbayangkan tidak bagaimana rasanya ketika ada seseorang yang dengan lancangnya masuk ke dunia kita begitu lama, sangat lama, bertahun-tahun? bergelut dengan rantaian harapan, doa yang dilayangkan bertubi-tubi, seorang kekasih pujaan yang rela untuk ditinggalkan. demi apa? demi apa lagi kalau bukan untukmu? hah?! kamu nggak sadar?

rasanya nggak adil.

tetap saja aku merasa nggak adil.

meskipun selama 160 hari aku memilikimu. hanya 160 hari? setelah dua tahun lamanya kamu dekat denganku? aku salah apa?

ya! mungkin bagimu aku bersalah kala itu. saat kalimat itu terlontar tanpa kontrol dari bibirku, "yaudah, kalo kamu nggak nerima aku, ngapain jadian sama aku? kenapa nggak sama yang lain aja?"

aku sadar betul dengan apa yang aku ucapkan. di balik perkataanku aku menyisipkan banyak harapan. aku ingin kamu lebih tahu betapa sakit rasanya kalau nggak diterima dengan ikhlas, apa adanya.

aku yakin rotasi duniamu kala itu berhenti seketika. kamu berusaha meredam semua amarahmu, bukan amarah, kecewa lebih tepatnya. aku tahu pikiranmu berkecamuk. aku menyalahkanmu. kamu terpojok. dan, berpisahpun jalan yang terbaik untuk dipilih. kamu pilih lebih tepatnya. sedih.

seminggu kemudian, aku bertanya di sela-sela boncengannya, "habis ini kamu cari pacar lagi?" kuamati mimiknya dari balik punggungnya. "entahlah, lihat ke depannya aja.". aku terdiam. "kalo kamu?" tanyanya. aku memutar kedua bola mataku, "sepertinya aku fokus sekolah, buat unas". alasan klasik. sebenarnya hatiku berkata, 'aku menunggumu lagi'

sebulan berikutnya aku dan kamu dekat lagi. masih saja aku merasa kamu bukan hakku lagi. namun aku tersenyum. puas. begitu juga denganmu. "aku seneng bisa barengan sama kamu lagi.", gumamku. "aku juga.." meskipun hanya dengan dua kata, namun hal itu mengartikan makna yang sama.

hanya saja itu semua berlangsung tak begitu lama. semua hilang, hanya beberapa sapaan untuk bulan ramadhan. dan menanyakan tentang twitter di beberapa bulan kemudian.

entah apa yang merasuki pikiranku enam bulan lalu. aku memblock facebookmu. setelah tahu kamu punya perempuan yang lain. aku terluka, sangat terluka. aku tak mau mengenalmu. aku ingin amnesia. sakit. teramat sakit.

karena aku masih menyayangimu. entah sampai kapan.

                                Sincerly,
                                aku.

"kamu rumahku. kalo kita putus, aku harus pulang kemana?" kemudian kamu membelai rambutku sambil tersenyum, "nggak nggak, nggak akan. jangan gitu. jalani aja."

No comments:

Post a Comment